christian tatelu
investama

Hari-hari Baik Bersenggama Menurut Agama Hindu


Baliku Yang Indah | Seks bagi ajaran Hindu adalah sesuatu yang suci. Karenanya, seks mestilah didasari oleh suatu ikatan perkawinan. Hubungan seks dalam bingkai perkawinan pun tidak boleh sembarangan. Jika ingin mendapatkan keturunan yang suputra (berbakti), mestilah memilih hari baik untuk bersenggama. Hari apa saja yang dianggap baik untuk bersenggama?


Tradisi Bali mengajarkan betapa pentingnya memilih hari baik untuk melakukan hubungan seksual dengan istri atau suami. Berhubungan badan dengan istri pada hari yang baik diyakini akan melahirkan keturunan yang baik pula.


Sri Reshi Ananada Kusuma dalam buku Prembon Bali Agung menyebut ada tiga hari baik untuk melakukan hubungan suami-istri. Ketiga hari baik yakni : 
1. Senin Umanis, 
2. Rabu Pon dan 
3. Jumat Pon. 
Ketiga hari tersebut, menurut Sri Resi, diperkenankan oleh Dewa Asmara. Tidak ada penjelasan yang memadai mengapa ketiga hari tersebut dianggap baik.

Dalam Manawa Dharmasastra disebutkan lebih rinci mengenai hari-hari baik melakukan hubungan seksual. Dasar perhitungannya yakni hari menstruasi atau datang bulan sang istri. Saat yang baik berhubungan badan yakni malam hari.

Seperti dikutip Ida Bagus Wijaya Kusuma dalam buku Resep "Membuat" Anak Laki-Perempuan, ada 14 hari baik untuk melakukan hubungan seksual dengan istri dalam sebulan. Hari baik itu mulai hari ke empat hingga hari ke tujuh belas setelah istri menstruasi.

Namun, 14 hari baik untuk melakukan hubungan seksual itu masih diberi catatan tentang akibat yang akan ditimbulkannya yakni karakter anak yang dilahirkan. Jika bersenggama pada hari ke empat setelah menstruasi, diyakini akan lahir anak laki-laki tetapi pendek umurnya. Bila bersenggama pada hari ke lima, akan lahir anak wanita dengan umur yang pendek.

Senggama yang dilakukan pada hari ke enam, disebutkan akan melahirkan anak laki-laki tetapi bodoh. Jika senggama dilakukan pada hari ke tujuh, yang lahir anak wanita, bodoh dan tidak berketurunan.

Apabila berhubungan seksual dengan istri pada hari ke delapan akan lahir anak laki-laki dengan sifat berkuasa. Sementara jika bersenggama pada hari ke sembilan akan lahir anak wanita yang suci sifatnya.

Persenggamaan yang terjadi pada hari ke sepuluh akan melahirkan anak laki-laki yang bijaksana sifatnya. Jika hubungan badan dilaksanakan pada hari ke sebelas akan lahir anak wanita yang anti agama.

Jika hubungan suami-istri terjadi pada hari ke dua belas akan lahir anak laki-laki yang baik sifatnya. Sebaliknya, apabila berhubungan badan pada hari ke tiga belas akan lahir anak wanita yang tidak baik sifatnya.

Hubungan seksual dengan istri pada hari ke empat belas akan membuahkan anak laki-laki yang teguh imannya, mulia, hormat pada orang tua dan setia. Sementara senggama yang dilakukan pada hari ke lima belas akan melahirkan anak wanita yang banyak anak.

Jika berhubungan badan dengan istri pada hari ke enam belas akan lahir anak laki yang bijaksana, pandai jujur, suci dan menjadi pelindung manusia pada umumnya. Sementara jika bersenggama pada hari ke tujuh belas akan lahir anak wanita yang banyak anaknya.

Jika dicermati, berarti tidak semua hari-hari yang dianggap baik itu berbuah baik sesuai harapan pula. Dari 14 hari baik itu, hanya enam yang membuahkan anak suputra yakni hari ke sembilan, ke sepuluh, ke dua belas, ke empat belas, ke lima belas dan ke enam belas.

Perhitungan hari sesudah menstruasi sebagai hari baik melakukan hubungan seksual sesungguhnya sangat logis dan ilmiah. Berhubungan saat istri menstruasi memang tidak akan menimbulkan pembuahan. Pembuahan baru akan terjadi apabila wanita memasuki masa subur dan sperma laki-laki sempurna, sehat dan cukup kuat untuk menjangkau sel telur. Itu baru bisa terjadi pada rentang waktu setelah masa menstruasi berakhir (biasanya tiga-lima hari) hingga sepekan menjelang mesntruasi berikutnya.

Namun, pilihan hari-hari baik itu pun masih harus dipertimbangkan lagi dengan hari-hari pantangan. Pasalnya, ada hari-hari tertentu yang dianggap buruk atau tidak baik untuk melakukan hubungan seksual.

Meski begitu, seperti lazimnya tradisi padewasan, hari-hari baik untuk melakukan hubungan seksual tidak ada artinya jika hubungan seksual tidak dilandasi oleh kesucian, kasih sayang dan ketulusan di antara pasangan. Justru, suasana hati yang suci, penuh kasih dan sayang serta ketulusan itu memegang peranan yang sangat besar anak yang akan dilahirkan selain cara mengasuh dan mendidik sang anak setelah lahir.


Pilihan waktu yang baik untuk melakukan hubungan seksual semata-mata untuk menyadarkan tentang betapa pentingnya menjaga kesucian hubungan seksual itu. Dengan senantiasa berlandaskan kesucian, ketulusan dan kasih sayang, hubungan seksual itu menjadi memiliki makna bagi kehidupan.

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

2 comments:

  1. Artikel ini pernah saya baca di balisaja.com. Tapi di situs ini tidak disebut mengutip dari sumber itu. Mengapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih buat sobat Jagad Kata sudah berkenan mampir ke Blog saya yang jauh dari sempurna.

      Mohon maaf artikel ini memang saya kutip dari balisaja.com, tapi maaf memang kelihatan tidak mencantumkan sumbernya, tetapi sebenarnya saya sudah mencantumkan sumbernya, yaitu silahkan klik pada tulisan Sumber (warna biru) :q

      Terima kasih sekali lagi, salam Blogger Indonesia.

      Delete

Silahkan berikan komentar, kritik atau saran anda

Jika Suka, Silahkan Beramal Gan, Klik Suka/Like Dan Follow Blog Ini Ya




BANNER SAHABAT BALIKU YANG INDAH

BANNER SAHABAT BALIKU YANG INDAH
    baliku yang indah HIDUP itu indah, dengan cara berbagi sesama ~^O^~ ~ BLOG-nya anak GAUL masa kini SWOM.COM KLIKOT INTERNET MARKETING Info Tentang Kesehatan Dan Obat Tradisional Blogger Copas Berbagi Info  Blog Info Tentang Kesehatan dan Pendidikan Gede Sitdown Blog Catatan Diani Made Blogger Copy Pazte Koko Nax Sasih Blog's

Sudah Baca Artikel di Bawah Ini?

Daftar Blog Bacaan Saya